Arah dan Strategi Politik Luar Negeri Indonesia di Periode II Jokowi

Pidato Menlu Retno Marsudi soal polugri
Sumber :
  • VIVAnews/Dinia Adrianjara

VIVA – Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat diplomasi ekonomi dalam politik luar negeri. Strategi pertama yang akan dilakukan adalah dengan melakukan kapitalisasi penguatan pasar domestik.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan Indonesia merupakan pasar yang besar dengan populasi lebih dari 260 juta jiwa. Modal ini dapat dijadikan sebagai daya tawar untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan baik di tingkat bilateral, kawasan maupun dunia.

"Hal yang harus diwaspadai adalah menjaga pasar domestik dari produk-produk yang masuk secara ilegal maupun dengan dumping atau disubsidi pihak asing. Pertumbuhan ekonomi global yang rendah menunjukkan peningkatan pelanggaran yang harus makin diwaspadai," kata Retno di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Oktober 2019.

Strategi kedua yang dilakukan adalah dengan penguatan pasar tradisional dan terobosan pasar non-tradisional. Seperti diketahui, Indonesia telah berhasil menembus pasar Afrika, melalui penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum. Untuk itu, BUMN dan swasa Indonesia disebut akan terus melakukan engagement dengan Afrika.

"Hal yang sama juga akan dilakukan dengan kawasan non-tradisional lainnya yaitu Latin Amerika, Asia Selatan dan Tengah, serta Timur Tengah dan Pasifik," ujar Retno.

Langkah ketiga yaitu dengan penguatan perundingan perdagangan dan investasi. Dalam lima tahun ke depan, pemerintah akan mempercepat penyelesaian berbagai perundingan CEPA/FTA/PTA dengan berbagai negara, yang bermanfaat bagi kepentingan nasional Indonesia dan saling menguntungkan.

Keempat, dengan melakukan promosi terpadu perdagangan dan investasi, serta mendorong outbound investment. Promosi ke luar negeri akan dilakukan, sejalan dengan perbaikan iklim usaha dan investasi di dalam negeri di tingkat nasional maupun daerah.

"Kelima, diplomasi akan dioptimalkan untuk menjaga kepentingan strategis ekonomi Indonesia. Kita akan terus menolak berbagai tindakan diskriminasi yang ditujukan kepada kelapa sawit, karena bukan saja merugikan kepentingan nasional, tapi juga mengancam terpenuhinya kebutuhan mayoritas populasi dunia akan minyak nabati yang memenuhi kriteria SDGs," ujar Retno.

Terakhir, Indonesia akan mendorong ekonomi 4.0 yang meliputi industri digital, ekonomi kreatif dan pengembangan SDM Indonesia.

"Kebijakan mendorong ekonomi 4.0 ini diperlukan baik untuk meningkatkan produktivitas berbagai industri di Indonesia, maupun membuka akses yan makin besar bagi kelompok menengah ke bawah, ke pasar internasional," kata Menlu Retno. (ase)