Dua Polisi yang Hentikan Aksi Teroris Terima Penghargaan
- abc
Dua aparat polisi Selandia Baru yang berhasil menghentikan aksi teror dan bahkan menangkap hidup-hidup Brenton Tarrant pada hari Jumat 15 Maret 2019, telah diberi penghargaan atas keberanian mereka.
Penghargaan kepada dua polisi yang tak disebutkan namanya karena alasan hukum ini, diberikan secara tertutup di hadapan Perdana Menteri Jacinda Ardern beberapa waktu lalu di Kota Wellington.
"Mengetahui bahwa kami turut mencegah kemungkinan jatuhnya korban lebih banyak itu sangat berarti," ujar kedua polisi dalam pernyataan tertulis.
Tarrant kini berstatus terdakwa dengan tuduhan pembunuhan terhadap 51 warga Muslim yang sedang menjalankan ibadah salat Jumat di dua masjid di Kota Christchurch.
Dia juga menghadapi 40 dakwaan percobaan pembunuhan dan 1 dakwaan terorisme.
Pada saat kejadian siang itu, kedua polisi yang sudah berpasangan dalam tugas selama bertahun-tahun ini, mendengar panggilan darurat untuk merapat ke Masjid Al Noor.
Tak sampai 18 menit setelah adanya panggilan darurat, keduanya sudah berhasil menghadang mobil Tarrant, dan menyeret pria asal Australia itu dari kursi kemudi. Itu sekitar Pukul 2 siang.
Setelah mendapat panggilan darurat, kedua polisi ini melihat mobil merek Subaru yang dikemudikan secara ugal-ugalan dengan lampu hazard yang menyala.
Meski tidak tahu berapa banyak orang bersenjata di lokasi, mereka beranikan diri berada di sana karena percaya pelaku mungkin saja sudah akan meninggalkan masjid.
Mereka pun berhasil menabrak mobil Tarrant ke sisi jalan. Tanpa perduli dengan bom di kursi belakang, kedua polisi ini lalu menyeret Tarrant keluar melalui sisi pintu penumpang.
Saat itu, pria berusia 28 tahun ini diduga akan menuju ke target ketiga, yaitu Masjid Ashburton, saat ditangkap.
Dia diduga sempat mengaku kepada kedua polisi yang menangkapnya bahwa ada delapan penembak lain yang terlibat.
Seorang pejalan kaki yang kebetulan lewat sempat merekam aksi penangkapan yang oleh PM Ardern digambarkan sebagai "tindakan berani" ini.
Ketua Asosiasi Kepolisian Selandia Baru Chris Cahill, seperti dilaporkan kantor berita AAP, menyatakan jajarannya sangat bangga atas tindakan kedua polisi tersebut.
"Semua aparat selalu bertanya-tanya bagaimana merespons ketika dihadapkan dengan keputusan sepersekian detik dalam mempertaruhkan hidup mereka," kata Cahill.
"Kedua aparat ini telah menjawab pertanyaan itu dengan keberanian luar biasa," tambahnya.
Dalam pernyataan tertulis, kedua polisi ini mengakui keluarga mereka merasa bangga dengan tindakan yang mereka ambil saat itu.
"Hal itu sangat membantu kami dalam beberapa bulan terakhir," ujarnya. "Kami hanya menjalankan tugas."
Mereka menyatakan bangga melihat bagaimana rakyat Selandia Baru bersatu dalam menolak pandangan dan tindakan menjijikkan yang mendorong pembunuhan massal ini.
ABC/AAP