Pedagang Warung Lesehan Kecipratan Untung dari Pembangunan Jargas PGN
- VIVAnews/Fikri Halim
VIVA – Api biru bergejolak menyala di bawah tungku penanak nasi. Raut senang dari wajah pria paruh baya itu tak bisa dia sembunyikan.
Bagaimana tidak, kini biaya operasional warung makan yang ia kelola berkurang drastis. Hampir separuh dari biaya energi gas untuk memasak, berhasil dia hemat untuk mendukung usahanya.
Dia adalah Bambang Kushadi (55 tahun) yang menjalankan usaha bersama istrinya, Sarmila. Warung makan yang dinamai 'Lesehan Sarmila' itu, kini menggunakan jaringan gas atau jargas yang dibangun oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Jika dibandingkan dengan gas elpiji yang dia gunakan sebelumnya, Bambang mengaku bisa menghemat biaya gas hingga Rp3 juta per bulan.
"Per bulan selisihnya separuh, dari Rp6 juta ke Rp3 juta. Saya dulu Rp6 juta, dari blue gas-nya sebulan. Kalau ini, ndak karu-karuan murahnya, saran saya diperluas saja," kata Bambang, ditemui di warungnya di Jl. WR Supratman, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Kamis 17 Oktober 2019.
Dia mengaku kecipratan untung dengan keberadaan Jargas ini. Meskipun enggan merinci berapa omzet yang dia peroleh per hari, Bambang menuturkan bahwa dia bisa menghemat dari sisi belanja.
Apalagi, dia harus menggaji sebanyak tujuh pegawai setiap harinya minimal Rp50 ribu per hari. Lagi pula, Bambang mengatakan bahwa keamanan dari pemakaian Jargas, juga terjamin dan tidak perlu repot-repot untuk isi ulang.
"Awalnya, saya tanya aman atau enggak, dari dua pilihan antara blue gas atau (Jargas) PGN ya amanan PGN. Iritan ini, lebih aman lebih irit. Enaknya itu, ndak habis lah, enggak bingung cari-cari," kata dia.
Sementara itu, Sarmila menambahkan, warungnya yang menjual nasi pecel, ayam goreng, nasi rawon hingga bebek goreng ini cukup ramai pembeli khususnya pada jam istirahat kerja dan malam hari. Masalah pasokan energi tak lagi masalah, jika harus menampung banyak pesanan.
"Jadi, untuk tarif meter itu tergantung kita, kalau sepi ya dimatikan," katanya.
PT PGN diketahui sah menjadi sub holding gas mulai 2018. Hal itu menyusul amanat Pemerintah Indonesia membentuk Holding Migas, dengan menjadikan PGN sebagai anak usaha PT Pertamina.
Saat ini, sebagai sub holding gas, total jaringan pipa gas PGN telah dibangun sepanjang lebih dari 10 ribu kilometer. Itu terdiri dari 5.343 km pipa gas distribusi dan pipa transmisi 4.573 km.
Hingga semester I tahun ini, PGN mendistribusikan gas Bumi ke 352.433 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, pelanggan kecil, komersial, industri, dan pembangkitan listrik sebesar 932 BBTUD. Rinciannya, sektor rumah tangga 348.508 pelanggan, lalu pelanggan kecil sebanyak 1.487 dan industri besar serta komersial sebanyak 2.438 pelanggan.
"Pembangunan infrastruktur jaringan gas bumi adalah keniscayaan untuk mencapai target bauran energi seperti yang ditargetkan pemerintah,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.