Korea Utara Luncurkan Rudal dari Kapal Selam, Melesat Dahsyat

Setelah sempat tidak terdengar aktivitasnya, Korea Utara kembali meluncurkan rudal. - AFP/Getty Images
Sumber :
  • bbc

Korea Utara diduga meluncurkan sebuah rudal balistik dari kapal selam, beberapa jam setelah Pyongyang mengatakan bakal melanjutkan perundingan nuklir dengan Amerika Serikat.

Sejumlah pejabat Korea Selatan mengatakan sebuah rudal ditembakkan di dekat Pelabuhan Wonsan, Rabu (02/10).

Rudal itu disebut melesat sejauh 450 kilometer dan mencapai ketinggian 910 kilometer sebelum mendarat di Laut Jepang.

Jika laporan ini dikonfirmasi oleh Korut, aksi tersebut merupakan eskalasi signifikan dari uji tembak jarak pendek yang dilakoni pada Mei lalu.

Kabar ini ditanggapi dengan kecaman.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan peluncuran tersebut adalah pelanggaran sejumlah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang melarang Korut menggunakan teknologi rudal balistik.

Beberapa jam sebelumnya, Pyongyang mengemukakan bahwa perundingan denuklirisasi dengan Washington akan berlanjut pekan ini.

Perundingan mandek sejak pertemuan di Hanoi pada Februari lalu, ketika Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut, Kim Jong-un, meninggalkan kota itu tanpa persetujuan apapun.

Mengapa laporan peluncuran rudal itu penting?

Berbagai laporan mengenai peluncuran muncul pada Rabu (01/10) pagi, tatkala beberapa pejabat melaporkan bahwa dua rudal telah diluncurkan dan satu di antaranya mendarat di perairan Jepang.

Belakangan, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshide Suga, mengatakan dalam jumpa pers bahwa sebuah rudal balistik mungkin terpecah menjadi dua sebelum jatuh ke laut.

Uji rudal itu adalah tes ke-11 yang dilakukan Korut sepanjang 2019, namun para pejabat Korsel dan Jepang lebih khawatir pada kemampuan dan jarak yang dijangkau rudal kali ini.

Korea Utara diketahui telah mengembangkan teknologi rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam sebelum menghentikan uji rudal jarak jauh.

Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengemukakan keprihatinan mengenai uji tembak kali ini dan menempatkan "titik tekan pada kemungkinan" bahwa itu adalah rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM), sebagaimana dilaporkan kantor berita Yonhap.

SLBM terakhir yang dilakukan Korut disebut berlangsung pada Agustus 2016, sebelum Donald Trump menjabat Presiden AS.

Dua tahun kemudian, Trump dan Kim mencetak sejarah sebagai presiden AS dan pemimpin Korut pertama yang bertatap muka.

Namun, meskipun keduanya beberapa kali bersua, sedikit kemajuan yang dicapai terkait kesepakatan nuklir Korut.