Banyak Dinamika, Perusahaan Digital Tetap Menarik Bagi Milenial
- VIVAnews/Fikri Halim
VIVA – Perusahaan digital besar yang terus berkembang pesat melakukan efisiensi dengan memutus hubungan kerja beberapa karyawannya. Namun, pemerintah beranggapan perusahaan itu memberikan kesempatan kerja yang lebih baik bagi masyarakat, bahkan dianggap menjadi tempat kerja masa depan bagi mereka.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, tak ragu mengatakan, di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, perusahaan seperti Grab, Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia, sangat diminati pemuda sebagai tempat kerja. Tak sedikit yang terinspirasi membuat perusahaan serupa.
"Mereka memberi impact ke milenial dan memberi kesempatan untuk membuat sesuatu dan inovasi something. Indonesia dilihat sebagai negara yang mem-produce lebih dari two thousand new start up karena so many young generation melihat banyak yang sukses karena anda bisa membuat sesuatu yang baru," kata dia pada acara Grab for Good di Jakarta, Selasa, 24 September 2019.
Untuk itu, dia memastikan, pemerintah akan terus berusaha menciptakan iklim yang kondusif demi terciptanya perusahaan-perusahaan digital. Sebab, lanjut dia, perusahaan-perusahaan digital memberikan sumbangan yang besar terhadap ekonomi suatu negara bahkan suatu kawasan.
Misalnya, pada 2019, Grab telah berkontribusi menyumbang US$5,8 miliar terhadap ekonomi Asia Tenggara. Dengan pemanfaatan perkembangan teknologi digital, Grab kata Sri Mulyani, telah mengubah pola hidup suatu negara, bahkan mampu memberikan kontribusi pendapatan dan kemakmuran yang besar bagi ekonomi suatu negara dan kawasan.
"Saya terima kasih ke Grab membuat ini dan membangun optimisme masyarakat. Saya pikir ini signifikan jester dan grab bukan hanya buat profit yang tentu berat di tengah kompetisi teknologi, tapi juga memberi akses bagi mereka yang terhambat sistem yang ada dan menjadikan orang itu bisa memperoleh pendapatan secara independent," ungkap dia.
Supaya perkembangan perusahaan digital seperti itu tidak condong memberikan dampak disrupsi bagi Indonesia, maka pemerintah, kata Sri Mulyai, akan memperkuat sektor-sektor penunjang perkembangan teknologi digital. Misalnya memperbaiki kualitas sumber daya manusia, hingga melanjutkan infrastruktur.
"Jadi pemerintah akan terus membangun in necessary condition sehingga progres ini bisa di achieve dan dinikmati oleh semua. Khususnya terhadap human capital yang bisa create ecosysetem to many digital company tercipta di Indonesia. Indonesia dilihat sebagai negara yang mem produce lebih dari two thousand new start up, the largest five in the world," ungkap dia