Anindya Bakrie Harap Hubungan Perdagangan RI-Inggris Makin Berkembang
- Istimewa
VIVA – CEO of Bakrie & Brothers, sekaligus Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia, Anindya Bakrie mengharapkan, hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Inggris, semakin berkembang di masa depan.
Kadin melihat, Inggris merupakan mitra perdagangan bilateral strategis Indonesia. Meski, Inggris nantinya lepas dari Uni Eropa.
Anindya mengungkapkan, saat ini, nilai perdagangan ekspor RI-Inggris mencapai US$1,5 miliar dan impor senilai US$1,2 miliar.
"Kita melihat setiap tantangan sebagai kesempatan. (Nilai perdagangan) ekspor Inggris-Indonesia, sekitar 1,5 miliar dolar dan impor 1,2 miliar dolar. Saya pikir ini bisa tumbuh," ujarnya, ketika diwawancarai Executive Director Kadin Inggris, Chris Wren, dilansir dari situs resmi Kadin Inggris, Senin 23 September 2019.
Menurut Anindya, Inggris adalah rumah industrialisasi, negara dengan pendidikan tinggi dan teknologi tinggi. Indonesia bisa belajar dari Inggris, untuk membangun industrialisasi di Indonesia.
"Saya pikir, hubungan Indonesia-Inggris, bisa meningkat di perdagangan, investasi, dan industrialisasi. Bagaimana Inggris, bisa membantu Indonesia dalam membangun industrialisasi," katanya.
Dia menjelaskan, dalam 25 tahun ke depan ekonomi Indonesia akan semakin kompleks. Indonesia tak akan lagi mengekspor bahan baku. Indonesia akan membangun industri barang jadi untuk meningkatkan nilai tambah.
Namun, untuk dapat sampai di tahap itu, Indonesia harus memiliki pengetahuan, sumber daya manusia, dan teknologi dan modal investasi. "Dan, Indonesia bisa mendapatkan manfaat itu dari Inggris," ujarnya.
Tidak hanya itu, Indonesia-Inggris juga bisa memanfaatkan potensi pariwisata untuk membangun industri dan hubungan antarwarga kedua negara, serta mempromosikan budaya dan olahraga di antara kedua negara.
Menurut Anindya, hubungan Indonesia dan Inggris akan semakin kuat. “Saya pikir, Inggris memiliki sumber daya yang dibutuhkan Indonesia. Dan, sebaliknya Indonesia memiliki pasar yang dibutuhkan oleh Inggris,” ucapnya.
"Saat ini, adalah era kolaborasi, kita hanya bisa tumbuh dari ekonomi 1 triliun dolar menjadi 3 triliun dolar dalam 15 tahun. Kami mengundang investor dari Inggris datang ke Indonesia untuk investasi," ujarnya. (asp)