Harga Cabai Turun, BI Prediksi September Deflasi
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Bank Indonesia memprediksi bahwa pada September ini, akan terjadinya deflasi sebesar 0,19 persen secara month to month. Hal itu, karena turunnya sejumlah harga kebutuhan pangan masyarakat.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, apabila hal itu terjadi, secara year on year inflasi akan tercatat sebesar 3,48 persen pada September 2019.
"Deflasi, yaitu sebesar minus 0,19 persen month to month. Sehingga, kalau inflasi year on year 3,48 persen," kata Perry di kantornya, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat 20 September 2019.
Hal ini dikatakan Perry, akibat banyaknya komoditas pangan yang mengalami penurunan, seperti misalnya yang terjadi pada cabai merah, bawang merah, hingga daging, dan ayam ras.
Dia menjabarkan, deflasi yang terjadi pada komoditas cabai merah mencapai minus 0,21 persen, sedangkan pada komoditas bawang merah mencapai minus 0,7 persen. Kemudian, untuk deflasi pada komoditas lain seperti misalnya daging ayam ras, terjadi agak besar hingga mencapai minus 0,05 persen.
Perry mengakui, kenaikan inflasi pada dua bulan sebelumnya, diakibatkan karena tingginya harga cabai akibat faktor musiman, yakni akibat sedang tidak dalam masa panen.
"Sementara, saat ini sudah mulai ada pasokan dari cabai, sehingga sudah terjadi deflasi seperti yang tadi saya sampaikan," ujar Perry.
Karena semua deflasi pada September tersebut, Perry pun mengaku optimis bahwa hal itu menunjukkan jika tingkat inflasi masih terjaga rendah, dan diharapkan akan tetap stabil sampai akhir 2019 mendatang.
Untuk itu, lanjut Perry, angka inflasi pada akhir 2019, bisa diproyeksikan masih berada tengah-tengah di bawah kisaran 3,5 persen.
"Dengan realisasi inflasi sampai bulan September, kami meyakini bahwa inflasi akhir tahun ini akan di bawah titik tengah sasaran 3,5 persen," kata Perry.
"Tahun depan kami masih optimis akan berada di sasaran kisaran tiga persen plus minus satu persen, itu untuk tahun depan," ujarnya.