Cegah Kilang Minyak RI Diserang, ESDM Imbau Pasang Penangkal Drone
- VIVA/Dinia Andrianjara
VIVA – Serangan drone (pesawat nirawak) ke kilang minyak utama Aramco milik Arab Saudi membuat terganggunya produksi hingga 5,7 juta barel minyak per hari (bopd). Serangan berujung ledakan dan kebakaran di negara kaya minyak itu dianggap menjadi serangan terbesar sepanjang sejarah.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Djoko Siswanto, pun mengimbau kepada seluruh badan usaha yang mengoperasikan kilang minyak di Indonesia untuk memasang anti drone. Hal ini sebagai langkah antisipasi atau mitigasi risiko akan kejadian serupa.
"Kita imbau nanti, suruh yang punya kilang minyak, yang produksi minyak, untuk pasang kalau bisa anti drone ya," ujar Djoko ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa 17 September 2019.
Dengan kondisi tersebut, Djoko mengakui Amerika Serikat kini menjadi negara yang terbesar memproduksi minyak di dunia. Menurutnya, Indonesia juga harus mempersiapkan dari sisi keamanan.
"Ya, jadi begitu drone masuk dia mati. keren kan," kata dia.
Djoko pun berharap harga minyak dunia tidak seketika naik merespons insiden itu. Kata Djoko, harga minyak Indonesia ke depan diperkirakan masih sesuai dengan asumsi yang ditetapkan dalam APBN.
"Ini masih aman, mudah-mudahan kembali normal. Ya (potensi harga minyak ke depan) DPR kan sepakat US$63 per barel pada 2020 ya sekitar itulah," kata Djoko. (ren)