Kembangkan 4 Sektor Industri, KEIN Dukung Bentuk Kementerian Investasi
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional atau KEIN, Benny Pasaribu menilai, kehadiran Kementerian Investasi memang sangat penting untuk digagas saat ini.
Sebab, selain momentumnya tepat, menjelang penyusunan kabinet pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua di Oktober nanti, hal itu juga sejalan dengan upaya peningkatan investasi yang diserukan Jokowi sejak periode pertama pemerintahannya.
"Saya kira, ini (Kementerian Investasi) memang sangat-sangat diperlukan. Di mana, secara periodik seperti saat ini, maka ini momentumnya tepat sekali," kata Benny dalam diskusi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu 4 September 2019.
Apabila nantinya kementerian itu jadi dibentuk, Benny menekankan, perlunya fokus utama dan pembenahan di empat sektor potensial, yang diprediksi akan menjadi sektor-sektor penunjang pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya.
Keempatnya adalah sektor agro industri, sektor maritim, sektor pariwisata, dan ekonomi kreatif. "Kalau kita mau fokus di empat sektor industrialisasi ini, maka hal itu akan bisa membawa percepatan pertumbuhan ekonomi," ujar Benny.
Karenanya, Benny pun berharap, pemerintah bisa mulai menyiapkan sumber daya manusia dan sumber daya alam di keempat sektor tersebut, sebagai langkah awal guna menarik minat investor untuk menanamkan modalnya.
Tak hanya itu, lanjut Benny, pemerintah pun bisa memberikan sejumlah insentif, agar keempat sektor tersebut bisa tumbuh seiring minat dan antusiasme para investor untuk memanfaatkan insentif-insentif yang ditawarkan pemerintah itu.
"Kalau perlu, kasih gas dan listrik murah serta pajak yang tidak dikenakan sekian tahun misalnya, begitu. Tujuannya, biar keempat sektor tersebut bisa semakin berkembang dan mampu menciptakan iklim investasi dan mengundang investor," kata Benny.
Selain itu, Benny menegaskan, inilah saatnya bagi Indonesia untuk ikut memanfaatkan peluang positif, dari perang dagang Amerika Serikat dan China, yang belum kunjung usai.
Sebab, dari sejumlah industri asal China, yang akhirnya pindah ke beberapa negara Asia Tenggara lainnya, hanya Vietnam lah yang terlihat jelas mampu menampung perpindahan sejumlah industri asal negeri tirai bambu tersebut.
"Karena dengan trade war AS-China, enggak mungkin kebutuhan industrinya hanya digantikan oleh Vietnam saja. Maka untuk memenuhi kebutuhan pasar dunia, diperlukan juga peran Indonesia," kata Benny.
"Tapi yang terpenting bagi Indonesia adalah, siapkan juga platform-platformnya, manajemennya, dan lain sebagainya agar mampu menunjang semua hal tersebut," tambahnya.