Menkominfo Akui Pembatasan Internet Ganggu Bisnis Berbasis Digital
- VIVA.co.id/Misrohatun Hasanah
VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengakui bahwa pembatasan akses internet memberikan dampak negatif bagi iklim usaha berbasis digital, seperti perdagangan daring atau online.
Dia menjelaskan, bentuk usaha yang diperdagangkan melalui marketplace, seperti Bukalapak maupun Tokopedia, telah memunculkan banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) baru. Mereka muncul karena adanya kemudahan akses pasar melalui aplikasi tersebut.
"Kalau orang mau beli, tapi tidak punya ponsel dan internet kan repot, maka itu jadi fokus Kominfo. Dalam pengembangan ekonomi digital harus ada light touch regulation, biarkan mereka berkembang," kata Rudiantara di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Dia mengungkapkan, Tokopedia sudah memiliki tujuh juta UKM. Sebanyak 70 persen orang-orang yang tidak pernah berbisnis sudah menciptakan UKM.
“Bukalapak juga menciptakan warung baru untuk berbisnis," ujar dia.
Karena itu, dia memastikan, pemerintah akan terus mendukung kekuatan jaringan internet di Indonesia. Salah satunya adalah dengan terus mendorong upaya pembangunan infrastruktur Information and Communicatuon Technology (ICT) yang merata di seluruh Indonesia.
Meski begitu, dirinya enggan berkomentar jauh mengenai dampak pemblokiran sementara layanan data telekomunikasi yang selama ini dilakukan saat menghadapi gejolak pergerakan massa, seperti saat ini yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
"Nanti lah nanti (kalau soal itu). (Rencana pengaktifan kembali) Nanti lah ya nanti," tutur dia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI memutuskan untuk melakukan pemblokiran sementara layanan data telekomunikasi, mulai Rabu, 21 Agustus 2019 di Papua hingga waktu yang belum ditentukan untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut dan sekitarnya.