Kisah CEO GoCardless yang Sukses Bangun Bisnis meski Lumpuh
- Hiroki Takeuchi/BBC.
VIVA – Hiroki Takeuchi merupakan co-founder dan chief executive officer (CEO) dari bisnis teknologi finansial GoCardless di Inggris. Hiroki bersama tiga temannya membangun perusahaan fintech tersebut sejak 2011 hingga berkembang di seluruh dunia.
Hiroki berhasil membangun bisnisnya, meski dalam keterbatasan fisik. Hiroki baru saja menikah ketika terlibat dalam kecelakaan mobil yang menyebabkan dirinya lumpuh.
Waktu itu ia berusia 30 tahun ketika bersepeda di sekitar Taman Regent di London pada September 2016. Sepedanya tertabrak mobil hingga menghancurkan saraf tulang belakang. Tragedi itu menyebabkannya lumpuh mulai dari pinggang hingga ke bawah.
"Istri saya yang malang. Kami baru menikah tiga minggu," katanya seperti dilansir BBC, Rabu 28 Agustus 2019.
Saat tengah terbaring di rumah sakit, kekhawatiran lain yang menjadi pikirannya adalah perusahaan yang didirikan bersama dua temannya. Hiroki ketika itu menjabat sebagai direktur utama. Tiga bulan setelah masa pemulihan, Hiroki terpaksa harus kembali bekerja.
"Untungnya kami membangun sebuah momentum dan sebuah tim yang cukup, sehingga mereka bisa tetap bekerja tanpa saya berada di sana tiap hari," ujar Hiroki.
"Bahkan setelah tiga bulan absen, bisnis ini terus berjalan dengan baik, dan bagus untuk dilihat. Senang mengetahui sesuatu yang Anda bangun telah memiliki kehidupan sendiri," ucapnya.
Berkat kegigihannya, Hiroki sukses membangun GoCardless. Teknologinya memungkinkan perusahaan-perusahaan dengan mudah mengumpulkan pembayaran debit langsung dari pelanggan.
Lebih dari 40 ribu perusahaan di seluruh dunia kini menggunakan teknologi GoCardless untuk memproses pembayaran lebih dari US$9,4 miliar atau Rp131,6 triliun (kurs Rp14.000 per dolar) setiap tahun.
Hiroki, yang merupakan keturunan setengah Jepang dan Inggris, besar di Swindon. Setelah mengenyam pendidikan matematika di Universitas Oxford, dia bekerja di perusahaan konsultan manajemen McKinsey pada 2008.
Kemudian, dia mendirikan perusahaan sendiri bersama teman kuliahnya Tom Blomfield, dan kolega McKinsey, Matt Robinson. Mereka memutuskan untuk melihat masalah di dunia keuangan, dan mengidentifikasi bahwa sistem pembayaran elektronik dapat ditingkatkan.
"Kami menyadari bahwa semua sistem pembayaran ini agak rusak," kata Hiroki.
Di saat ketiga orang ini mewujudkan ide mereka, mereka berhasil mendapat dukungan pendanaan dari investor Silicon Valley. Mereka kembali ke Inggris dengan dana investasi US$1,5 juta atau Rp21 miliar. Hiroki mengatakan itu adalah saat dia tahu bahwa bisnis itu nyata.
Hiroki berinvestasi besar-besaran pada para pekerja teknologi. Mereka mendapat pelanggan pertama yaitu platform akuntansi Kasflow, yang mencari solusi seperti GoCardless.
Saat ini, GoCardless telah memiliki 340 staf di dunia, dengan kantor cabang di Prancis, Jerman, dan Australia. Pada Februari lalu, perusahaannya mendapat kucuran dana senilai US$75 juta, salah satunya dari GV, perusahaan investasi Alphabet, induk perusahaan Google.
Hiroki yang kini berusia 33 tahun mengatakan, kecelakaan yang dialaminya telah mengubah hidupnya. "Saya mampu beradaptasi sehingga tidak harus menyerahkan semuanya yang saya miliki sebelumnya," tuturnya.