Tekan Harga, REI Garap Standarisasi Rumah Bagi MBR

Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia, Soelaeman Soemawinata
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Ketua DPP Real Estate Indonesia, Soelaeman Soemawinata mengaku bahwa saat ini, pihaknya tengah membuat sebuah riset, guna memformulasikan standar rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.

"Kita pernah keliling Indonesia dan melihat bahwa banyak harga rumah yang jadi mahal, justru karena desain yang enggak perlu," kata Eman, sapaannya, di Kantor Kementerian PUPR, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin 26 Agustus 2019.

Eman menjelaskan, berdasarkan hasil diskusi DPP REI bersama para konsultan perumahan, pemetaan bencana di Indonesia dibagi menjadi tiga, yakni di bagian Indonesia Selatan, Tengah, dan wilayah Sulawesi.

Untuk pengembangan perumahan di ketiga wilayah rawan bencana itu, Eman mengaku bahwa desain rumahnya memang harus disesuaikan, sehingga memiliki standar tersendiri yang bisa beradaptasi dengan lingkungannya.

Sementara itu, untuk kawasan Kalimantan yang intensitas kebencanaannya disebut-sebut lebih rendah di banding wilayah-wilayah tersebut, Emang menjelaskan, hal itu justru memiliki tantangannya tersendiri.

"Kalimantan punya tantangan sendiri dengan gambut. Sampai di sana itu (desain rumah) jadi kayak rumah panggung, karena enggak bisa dibangun dari beton," ujar Eman.

Karenanya, guna menerapkan standarisasi mengenai pembangunan rumah bagi kalangan MBR tersebut, Eman memastikan bahwa koordinasi dengan Puslitbangkim juga masih digarap pihaknya hingga saat ini.

"Makanya kalau kami, kami itu ingin buat standarisasi dan sudah diskusi dengan Puslitbangkim. Tapi emang jadi beda konstruksinya," kata Eman.

"Misalnya untuk wilayah yang (potensi) bencananya besar, itu konstruksinya memang harus lebih kuat. Di luar Jawa, bentuk tanah kan juga enggak stabil," ujarnya.