Jokowi Minta CPO Dikaji untuk Jadi Avtur

Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur pada salah satu pesawat di Bandara Udara.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jojon

VIVA – Presiden Joko Widodo mendorong pemanfaatan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) sebagai sumber bahan bakar di masa depan. Tidak hanya untuk Biodiesel 20 (B20) yang digunakan untuk kendaraan bermotor, CPO dinilai bisa digunakan untuk bahan bakar pesawat atau avtur.

Hal itu disampaikan oleh Jokowi kepada para menteri Kabinet Kerja dalam rapat terbatas soal evaluasi mandatori Biodiesel di kantor Presiden. Hadir dalam rapat tersebut seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan hingga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

"Saya melihat bahwa CPO ini, saya dengar ini juga bisa dibuat avtur. Tolong ini ditekuni lagi lebih dalam," kata Jokowi di kantor Presiden, Jakarta, Senin 12 Agustus 2019. 

Jika itu bisa dilakukan, lanjut Jokowi, Indonesia bisa mengurangi impor avtur sehingga defisit neraca perdagangan dan defisit neraca transaksi berjalan RI akan semakin membaik.

Dalam pelaksanaannya, Jokowi mengaku akan mengecek langsung urusan yang berkaitan dengan penggunaan CPO, baik B20 yang sedang berjalan atau nanti B30 yang ditargetkan untuk dilaksanakan pada 2020.

"Saya enggak tahu apakah saya akan gunakan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) atau PricewaterhouseCoopers, atau lembaga yang lain untuk memastikan bahwa ini betul-betul berjalan," tuturnya.

Presiden mengingatkan, Indonesia harus sadar bahwa kondisi CPO dalam negeri memang sedang tertekan karena berbagai kebijakan pemerintah di dunia. Untuk itu, semua jajarannya diminta punya keinginan supaya pasar domestik bisa mengatasi permasalahan yang ada.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga meminta laporan dari PT Pertamina terkait pemanfaatan atau co-processing CPO untuk memproduksi green diesel dan green gasoline di kilang-kilang minyak Pertamina. Jokowi mendorong pengembangan industri kilang hijau (green refinery) atau pengolahan yang ramah lingkungan oleh Pertamina. 

"Saya kira kita tahu selain Pertamina, di pabrik-pabrik kelapa sawit juga perlu didorong untuk dibangun standalone green field, ini penting semua untuk melaksanakan, kemudian kita harapkan juga mempercepat pengembangan industri green refinery kita," katanya.