Disebut Jadi Sumber COVID-19, Menara BTS di AS Bakal Diserang

Ilustrasi menara telekomunikasi.
Sumber :
  • www.pixabay.com/blickpixel

VIVA – Sejumlah orang kabarnya siap untuk memprotes keberadaan jaringan 5G akhir pekan ini di Amerika Serikat. Aksi Global 5G Protest Day disebut bakal ada penyerangan terhadap menara seluler, seperti disampaikan oleh Asosiasi Kontraktor Infrastruktur Komunikasi, NATE. Desas desus itu disebutkan pula oleh CEO NATE, Todd Schlekeway dalam sebuah wawancara.

"NATE sebagai sebuah organisasi telah mendengar dalam sebuah saluran resmi adanya aktivitas 5G Global Protest Day, yang direncanakan berjalan di seluruh negeri Sabtu ini," kata NATE, dikutip dari Cnet, Sabtu, 6 Juni 2020.

Baca juga: Ada Lowongan untuk Jadi Bos WhatsApp Indonesia, Tertarik?

Organisasi itu mengingatkan seluruh perusahaan yang jadi anggotanya beserta para karyawan, untuk tetap aman dan waspada. NATE juga meminta melapor jika melihat ada aktivitas tidak biasa serta mencurigakan, saat bepergian dan bekerja di lokasi menara.

NATE merupakan asosiasi perdagangan nirlaba, mewakili perusahaan di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, China, Singapura, Spanyol, Bahamasa, dan Saudi Arabia. Namun, hingga sekarang perwakilan organisasi di Amerika Serikat yaitu T-Mobile, Verizon dan CTIA tidak segera berkomentar, sedangkan AT&T menolak untuk memberikan komentar soal informasi tersebut.

Teori konspirasi jaringan 5G, dikatakan Penasihat Umum Federal Communications Commission, Thomas M. Johnson, sangat mengkhawatirkan dan mengancam pemulihan di Amerika Serikat.

"Seolah-olah Amerika tidak cukup khawatir sekarang, sejumlah orang memicu kekhawatiran mengenai dampak kesehatan dari 5G. Dugaan efek 5G pada kesehatan manusia menjadi panik dan kurangnya ilmu pengetahuan," ungkapnya.

Informasi adanya protes soal jaringan 5G ini, menyusul serangan pada menara 5G di Inggris belum lama ini. Penyerangan tersebut adalah bagian dari teori konspirasi, yang menyebutkan jika virus Covid-19 berasal dari jaringan generasi terbaru itu.

Teori konspirasi itu akhirnya dibantah oleh sejumlah ahli. Perusahaan operator di Inggris juga telah meminta orang-orang menghentikan aksi pembakaran menara seluler.

Para perusahaan jejaring sosial juga ambil sikap memerangi informasi salah yang menyebar di masing-masing platform. Facebook, Youtube, dan Twitter berkomitmen untuk menghapus informasi mengenai teori konspirasi itu.