Susahnya Mutusin Facebook, Bikin Ketagihan
- REUTERS/Dado Ruvic
VIVA – Setelah skandal heboh Facebook, hastag #DeleteFacebook sempat menjadi trending topic di Twitter minggu lalu. Namun, ternyata banyak orang yang tak mampu berpisah dengan media sosial milik Mark Zuckerberg itu.
Seorang Digital Detoxer, Tanya Goodin, menyatakan bahwa Facebook didesain menjadi begitu melengkat dengan penggunanya.
"Karena Anda tidak tahu kapan akan ada 'Like' atau komentar yang datang. Anda secara impulsive mengeceknya," kata dia, dari situs The Sun, Senin, 26 Maret 2018.
Ia mengungkapkan jika mendapatkan like atau komentar, otak akan mendapatkan semacam dopamine, bahan kimia yang membuat manusia merasa senang. Hal ini sama seperti saat sedang berhubungan badan atau seks, judi, dan setelah mengonsumsi ganja atau ekstasi.
Karena perasaan senang inilah yang membuat para pengguna terus-terusan kembali membuka media sosial mereka. Menurut Goodin sama halnya dengan berjudi atau mencoba ganja, bermain Facebook akan mengubah pengguna memiliki kepribadian adiktif terhadap sosial media itu.
Namun, ia menambahkan beberapa pengguna tidak sepenuhnya ketergantungan dengan Facebook, tapi hanya 'merasa senang saat mendapatkan feedback di media sosialnya'.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa banyak pengguna smartphone yang sulit untuk lepas dari ponselnya dan merasa kehilangan jika tak memainkannya.
Karena hal itu, Goodin mengatakan seharusnya pengguna Facebook juga tidak perlu memaksakan untuk langsung memutuskan hubungan dengan media sosial itu.
"Software itu didesain secara spesifik untuk membuat kita selalu kembali, kita tidak harus mengalahkan diri kita sendiri tentang fakta terlalu sulit untuk tidak menggunakanya," tuturnya.
Walaupun dikatakan tak perlu usaha keras untuk lepas, namun Goodin mengatakn bahwa beberapa penelitian juga mengatakan jika manusia bisa terlepas dari media sosial secara terus-menerus maka mereka akan lebih bahagia daripada biasanya.