Tak Ada yang Imun, Gelombang Digital Paksa Industri Berubah

Ilustrasi teknologi survei.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Transformasi digital saat ini diakui bukan lagi menjadi tren melainkan kebutuhan dan keharusan. Siapapun atau perusahaan apapun tidak luput dari genggaman perubahan teknologi digital.

Direktur PT Astra Graphia Information Technology, Widi Triwibowo mengatakan, pelaku industri harus mengikuti transformasi digital yang terjadi seagai upaya agar dapat tetap relevan terhadap perkembangan yang terjadi. Walaupun terkadang pelaku industri kerap gamang dan tidak memiliki strategi untuk memulai.

"Tidak ada satu perusahaan pun yang dapat benar-benar immune dalam gelombang besar digital ini. Memang cukup banyak kegamangan untuk bagaimana memulai, terutama memastikan bahwa transformasi digital yang dilakukan dapat berhasil sesuai strategi yang telah ditetapkan," katanya di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2018.

Widi menambahkan, perusahaan besar maupun UKM bisa dengan mudah berubah mengikuti perkembangan digital, bahkan secara tepat, seamless dan sukses. "Yang utama adalah fokus pada aplikasi bisnis berbasis digital dan penerapan teknologi platform ketiga," ungkap dia.

Berdasarkan data lembaga analisis IDC, transformasi digital tercermin dari tren peningkatan penggunaan sosial media, peningkatan penjualan smartphone, dan kenaikan belanja TI perusahaan hingga lebih dari 20 persen sejak 2015.

Tidak sekadar itu, pada 2018 dan seterusnya anggaran belanja TI diperkirakan akan terus naik, terutama berfokus pada aplikasi bisnis berbasis digital dan penerapan third platform technology seperti big data dan analytics, internet of things dan automation, cloud, mobility dan security.