Karyawan Awal Google Cs Lawan Teknologi Temuannya
- REUTERS/Gonzalo Fuentes
VIVA – Karyawan awal perusahaan teknologi dunia prihatin dengan pemakaian smartphone dan media sosial yang makin berlebihan. Gabungan mantan karyawan Google dan Facebook mengingatkan efek menyakitkan dari penggunaan smartphone dan media sosial. Mereka akhirnya membuat gerakan melawan teknologi yang mereka ciptakan tersebut.
Mantan karyawan tersebut yang tergabung membuat sebuah kampanye untuk mengingatkan bahaya kecanduan teknologi. Mereka berencana untuk melawan bekas perusahaannya.
"Kami pernah berada di dalamnya. Kami tahu tindakan perusahaan. Kami tahu bagaimana mereka berbicara dan kami tahu bagaimana teknisi bekerja," ujar ketua kelompok tersebut, Tristan Haris, yang juga mantan pegawai Google, dilansir dari Seattle Time, Selasa 6 Februari 2018.
Mereka menciptakan kelompok yang terdiri dari para pakar teknologi disebut Center for Humane Technology. Bersama dengan Common Sense Media, sebuah organisasi non profit pengawas media, Center for Humane Technology bakal membuat iklan kampanye antikecanduan teknologi di 55 ribu sekolah umum di Amerika Serikat.
Kedua gerakan tersebut akan membuat kampanye anti kecanduan teknologi bernama The Truth About Tech. Common Sense akan memodali awal kampanye ini dengan dana US$7 juta dan $50 juta yang berasal dari donasi Comcast dan DirecTV. Kampanye ini akan berpusat mendidik murid, orang tua dan guru tentang bahaya teknologi, termasuk depresi yang bisa berasal dari pemakaian berlebihan media sosial.
"Komputer super terbesar di dunia ada di dalam dua perusahaan, Google dan Facebook, dan kami menyoroti mereka ada di otak orang-orang dan anak-anak," ujar Harris.
Peringatan bahaya pemakaian teknologi juga dibicarakan beberapa kali sebelumnya. Pada Januari lalu, dua orang investor Wall Street meminta Apple untuk mempelajari efek dari produknya dan membuat batasan penggunaan iPhone dan iPad pada anak kecil. Beberapa orang tua juga keberatan mengenai YouTube Kids, sebuah fitur yang diperuntukkan usia anak-anak yang terkadang menampilkan konten negatif.