43 Ribu Koperasi di RI Tak Sehat dan Layak Dibubarkan

Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yasir

VIVA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan ada 72 ribu koperasi yang tergolong sehat, sedangkan 75 ribu koperasi harus dibina untuk menjadi koperasi sehat. Sementara, 43 ribu koperasi lainnya tidak sehat dan harus dibubarkan.

Kebijakan reformasi koperasi ini merupakan jawaban atas permintaan Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar koperasi bisa semakin maju dan berperan dalam mendorong perekonomian Indonesia.

Menurut dia, dalam kurun waktu dua tahun terakhir atau sejak mulai reformasi koperasi diimplementasikan pada tahun 2014 silam, reorientasi ini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan.

“Sebelumnya, dari zaman Indonesia merdeka PDB koperasi selalu berada di angka satu koma sekian persen. Namun, akhirnya tahun 2016 mencapai hampir empat persen,” katanya di Kampus UGM Yogyakarta, Selasa 30 Januari 2018.

Pemahaman mengenai koperasi, ujarnya, perlu dimiliki oleh mahasiswa karena koperasi memiliki fungsi yang penting untuk menggerakkan perekonomian negara serta memeratakan kesejahteraan nasional.

Terkait hal tersebut, ia menuturkan peningkatan kualitas koperasi menjadi fokus pengembangan koperasi di Indonesia. Hal ini ia anggap lebih penting daripada memiliki koperasi dalam jumlah yang banyak namun tidak berkualitas.

“Koperasi tidak perlu banyak tapi harus berkualitas. Kalau koperasi yang kualitasnya tidak baik akan dibubarkan,” jelasnya.

Selain itu, pada tahun yang sama rasio wirausaha yang sebelumnya juga tidak mencapai dua persen akhirnya meningkat ke level 3,01 persen.

Di tengah tren peningkatan kegiatan wirausaha, koperasi pun bisa berperan sebagai penyalur kredit usaha. Ia pun menantang UGM untuk bisa membuat koperasi yang lebih besar dengan melibatkan ribuan mahasiswa, dosen, karyawan, serta alumni.

“Sekarang memang sudah ada KOPMA, tapi mungkin bisa tidak kalau melibatkan dosen, alumni yang jumlahnya puluhan ribu, kalau semua digabung, gotong royong mungkin proyek APBN bisa diambil,” ucapnya.