Ini Daerah yang Paling Sedikit Dialiri Listrik se Indonesia

Ilustrasi/Pengerjaan aliran listrik
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Maulana Surya

VIVA – Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas mengungkap, ada dua daerah di Indonesia yang masih memiliki rasio elektrifikasi terendah di Indonesia. Meski secara umum rasio elektrifikasi Indonesia sudah mencapai 94,91 persen per Desember 2017.

Direktur Energi, Telekomunikasi dan Informatika Bappenas, Rachmat Mardiana mengatakan, daerah itu adalah Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Rasio elektrifikasi, ada dua daerah yang masih rendah, yaitu di Papua dan NTT yang masing-masing 60-an persen," kata Rachmat di  Wisma Nusantara, Thamrin, Jakarta, Rabu 24 Januari 2018. 

Untuk mengejar target rasio elektrifikasi mendekati 100 persen, daerah tersebut memiliki tantangan tersendiri. Khususnya, letak geografisnya yang sulit dijangkau dan sumber energi daerah harus dioptimalkan dengan menggunakan Energi Baru dan Terbarukan.

"Untuk bisa memberikan layanan dasar listrik ini cukup banyak tantangannya, pemanfaatan dari EBT memang masih sedikit. Tetapi, potensinya ada di air (mikro hidro), tenaga surya, hingga panas bumi, yang bisa diandalkan," kata dia. 

Ia mengatakan, salah satu tujuan dari pemberian pelayanan dasar adalah menyediakan listrik dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Apalagi, konsumsi listrik per kapita Indonesia masih di bawah negara lain seperti Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. 

Jika dirincikan, konsumsi listrik per kapita Brunei Darussalam sudah mencapai 10.113 kWh per kapita, Singapura 8.844 per kWh per kapita, Malaysia 4.646 per kWh per kapita, Thailand 2.566 per kWh per kapita, Vietnam 1.439 per kWh per kapita. Sedangkan Indonesia, masih berada di angka 814 per kWh per kapita.

"Kalau kita lihat konsumsi listrik per kapita pada 2016 itu, Indonesia bahkan masih di bawah Vietnam," ujarnya.