Ujaran Kebencian, Konten Negatif Terbanyak Masuk ke Kominfo
- www.pixabay.com/geralt
VIVA.co.id – Pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Noor Iza mengungkapkan, laporan pengaduan masyarakat terkait konten negatif meningkat signifikan pada 2017. Terlebih saat memasuki kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.
"Kalau bicara Pilkada, konten negatif itu besar. Laporannya meningkat. Infografis aduan konten (meningkat) sangat signifikan," ujarnya di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Rabu 7 Juni 2017.
Noor menyebutkan, jenis konten yang paling banyak diadukan pada Januari lalu yakni konten berbau SARA atau ujaran kebencian. Kominfo mencatat jumlah konten negatif yang dilaporkan mencapai angka 5.142 aduan pada 2017.
Hoax menempati posisi kedua dengan jumlah 5.070 aduan. Sedangkan konten pornografi terhitung ada 308 aduan, radikalisme atau terorisme sebanyak 267 aduan, dan penipuan online mencapai 80 aduan. Angka ini diklaim bahwa masyarakat Indonesia telah mampu menanggulangi masalah-masalah tersebut di internet.
Kominfo telah menerima email pengaduan sekitar 6.357 aduan pada 2016. Sedangkan 2015, jumlah aduan e-mail yang masuk ke surat elektronik Kominfo aduankonten@mail.kominfo.go.id, semenjak Januari sampai 25 Mei 2017, telah mencapai angka 25.179 aduan.
"Aduan email dari Januari sampai Mei sampai lebih dari 25 ribu. Konten porno ini stagnan, kadang naik kadang turun. Jumlah laporannya stabil. Yang kelihatan yaitu konten radikalisme atau terorisme. Ini di awal Januari cukup besar laporannya. Saat itu, pelaporan kasus hate speech sangat tinggi, tapi kemudian cepat turun. Kemudian hoax meningkat, terkait SARA. Ini sama, sangat tinggi pada Januari, puncak Pilkada saat itu," ujarnya.
Untuk laporan keseluruhan selama periode Januari hingga Mei 2017, konten SARA atau ujaran kebencian menjadi urutan teratas mencapai 8.522 aduan. Kemudian dibelakangnya ada pornografi 6.969 aduan, hoax 6.077 aduan, dan perjudian 1.260 aduan.