Maraknya Aksi Kekerasan di Sepakbola Indonesia
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Kompetisi sepakbola profesional di Indonesia masih marak dengan tindak kekerasan di atas lapangan. Para pelaku seakan tak jera dengan sanksi Komisi Disiplin PSSI.
Musim ini, sudah terjadi lebih dari lima kasus kekerasan yang melibatkan pemain di atas lapangan. Ironisnya, empat pelaku berstatus sebagai pemain atau mantan penggawa Timnas Indonesia.
Gelandang PS TNI, Manahati Lestusen, adalah pelaku terakhir. Manahati menjadi sorotan usai mencekik pemain asing PSM, Marc Anthony Klok.
Sebelum Manahati, Abduh Lestaluhu dan Ferdinand Sinaga sudah melakukan aksi yang sama di pentas Liga 1. Pada kompetisi kasta Liga 2, aksi kekerasan juga terjadi.
Pemain Sragen United, Andi Setiawan, bersikap brutal dengan menendang pemain Persis Solo, Dedi Cahyono. Eks pemain Persipura Jayapura, Gerald Pangkali, juga bertindak memalukan dengan memukul serta menendang pemain PSPS Pekanbaru, Defri Riski.
Tak cuma terhadap sesama pemain. Ada juga aksi kekerasan yang dilakukan pemain ke wasit. Seperti yang dilakukan oleh pemain Persiraja Banda Aceh, Farry Komol, yang menyiramkan air ke wasit.
"Memang, ada pelakunya berstatus pemain Timnas. Seperti dari PSM, Ferdinand Sinaga, lalu ada Abduh dan Manahati. Tapi, di luar pemain Timnas juga banyak yang melakukannya," terang Ketua Komdis PSSI, Asep Edwin, kepada VIVA.co.id, Selasa 16 Mei 2017.
"Belum lagi di Liga 2, yang sebelumnya tersangkut masalah dan dipanggil Komdis PSSI," lanjut dia.
Asep menyatakan pihaknya terus bekerja untuk menjerat pemain-pemain nakal yang tak jera terhadap sanksi Komdis. "Setiap pelanggaran pasti kami proses," terang Asep.