24-2-1966: Penembakan Aktivis Arief Rahman Hakim
- Reuters
VIVA.co.id – Mahasiswa menjadi simbol gerakan perjuangan yang tak bisa dinafikan dalam sejarah politik Indonesia. Rezim demi rezim berganti, kerap dipicu oleh adanya gerakan perlawanan dari mahasiswa.
Salah satu momentum yang dicatat sejarah adalah peristiwa penembakan atas seorang mahasiswa Universitas Indonesia, Arief Rahman Hakim, pada 51 tahun lalu. Dia meregang nyawa saat unjuk rasa tanggal 24 Februari 1966. Pada saat itu, para pengunjuk rasa tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI).
Demonstrasi mahasiswa ketika itu memprotes kabinet gemuk Presiden Soekarno, yang populer dengan sebutan “Kabinet 100 Menteri.” Selain itu, mereka juga menggugat Soekarno, yang dianggap mulai hilang kendali atas pemerintahan. Arief Rahman, yang ikut dalam demonstrasi, tertembak. Jaket kuningnya, yang merupakan kostum khas almamater UI, berlumuran darah.
Sejumlah pihak menduga bahwa Arief, yang lahir pada 24 Februari 1943 di Padang, Sumatera Barat itu, ditembak oleh Cakra Birawa, yang merupakan pasukan pengamanan presiden pada saat itu. Mendiang Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa, Kolonel (Purn) Maulwi Saelan, terus membantah tudingan tersebut.
Arief Rahman yang tewas ditembak kemudian dikenal sebagai pahlawan Amanat Penderitaan Rakyat atau Ampera. Kematian mahasiswa tersebut makin menggencarkan protes dan perlawanan mahasiswa terhadap Presiden pertama Indonesia.
Jenazahnya lalu disemayamkan di Aula UI Salemba dan dilepas oleh Rektor UI pada saat itu. Dia dimakamkan pada tanggal 25 Februari 1966. (ren)