Universitas Pancasila Batal Jadi Perguruan Tinggi Negeri
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Rencana perubahan status Universitas Pancasila (UP) sebagai perguruan tinggi negeri akhirnya menemui titik buntu. Pihak yayasan memilih untuk konsisten menjadi perguruan tinggi swasta dengan berbagai pertimbangan.
Salah satu kendala terkait rencana perubahan status tersebut adalah keterbatasan lahan.
"Iya terkait perubahan status pernah dirintis dua tiga tahun lalu, tapi kemudian karena ada sekitar 11 persyaratan, salah satunya ada kendala yakni menyiapkan lahan 30 hektar sedangkan disini hanya sekitar 10 hektar. Lahan segitu di Jakarta kan butuh modal besar sehingga kami putuskan untuk memaksimalkan kualitas," kata Rektor UP, Prof Wahono Sumaryono pada wartawan, Senin 28 Agustus 2017.
Awalnya kata Wahono, UP tidak menyerah, namun berdasarkan kebijakan Menristek Dikti dan pengelola yayasan, maka rencana merubah status UP sebagai perguruan tinggi negeri akhirnya urung dilakukan. "Pada saat berbagai persyaratan itu agak sulit dicapai, kemudian kami konsisten untuk tetap eksis meningkatkan kualitas," jelasnya.
Berbagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas tersebut, lanjut Wahono, antara lain dengan menambah jumlah pengajar berkualifikasi doktor atau guru besar.
"Saat ini dari 27 program bidang studi yang sudah A ada 10. Pada saat saya mendapat amanah jadi rektor, baru lima (yang mendapat akreditasi A), nah sekarang sudah meningkat. Salah satu kendala yakni jumlah dosen berkualifikasi doktor masih belum mencapai 50 persen dari dosen tetap yang ada. Nah saat ini kami sedang merekrut itu (doktor dan guru besar)," paparnya.
Mahasiswa Membludak
Seiring peningkatan kualitas di bidang akademik, jumlah penerimaan mahasiswa baru di kampus itu pun terus mengalami peningkatan. Pada semester ini, UP mencatat ada sekitar 2.250 mahasiwa baru yang terdaftar di kampus yang berada di pinggiran Jakarta Selatan tersebut.
Terkait hal itu, UP pun berkomitmen untuk mewujudkan generasi bangsa yang berkarakter Pancasila serta berdaya saing IPTEK. Menurut Wahono, Pancasila adalah dasar negara, falsafah hidup bangsa yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Inilah yang kita bekali pada mahasiswa termasuk kewirausahawan yang memegang teguh etika moral pancasila, karena 2030 ada bonus demografi sehingga dengan pembekalan di bidang-bidang akademik mereka akan menjadi generasi muda yang berkontribusi positif," katanya.