Melacak Situs Kerajaan Kalingga yang Terlupakan

Peninggalan kerajaan Kalingga
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Awal berdirinya Kerajaan Kalingga diperkirakan dimulai pada abad ke-6 hingga abad ke-7. Nama Kalingga berasal dari kerajaan India kuno yang bernama Kaling, menimbulkan anggapan bahwa ada tautan antara India dan Indonesia.

Bukan hanya lokasi pasti ibu kota dari daerah ini saja yang tidak diketahui, tapi juga catatan sejarah dari periode ini amatlah langka. Salah satu tempat yang dicurigai menjadi lokasi ibu kota kerajaan ialah Pekalongan dan Jepara. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa Keling itu berada di Semenanjung Malaya. Hal ini berdasarkan alasan perdagangan, pelayaran dan ekonomi, yang ada di semenanjung Malaya.

Jepara dicurigai karena adanya Kecamatan Keling,  sekitar 30 km ke utara Kota Jepara.  Sementara Pekalongan dicurigai karena masa lalunya pada saat awal dibangunnya kerajaan ini berada di pelabuhan kuno. Beberapa orang juga mempunyai pendapat bahwa Pekalongan merupakan nama yang telah berubah dari Pe-Kaling-an.

Pada 1960 seorang petani di Keling Jepara menemukan benda-benda peninggalan kerajaan Kalingga berupa cincin, gelang, liontin dan lain-lain.  Benda bersejarah tersebut sempat dipamerkan di kota Jepara. Benda-benda  Ratu Shima bersejarah kemudian diserahkan ke Museum Jakarta.

“Di bukit Desa Blengoh, Keling, ini dulu lokasi penemuan benda peninggalan Kalingga,” ujar Sulis, warga desa Keling menunjukkan lokasi di lereng bukit yang cukup terjal.

Dia juga mengajak ke lokasi pemakaman yang terdapat pohon besar.  Sulis menjelaskan bila di dalam pohon itu dulu terdapat batu seperti prasasti tapis ekarang tertutup rerimbunan pohon. Pohon itu tengahnya berlobang atau bahasa jawanya growong. Maka dikenal dengan nama pohon Growong.

Dengan ditemukannya benda purbakala bersejarah tersebut terbukti bahwa ada kerajaan Kalingga yang diperintah oleh Ratu Shim. Dugaan  kuat lokasinya di daerah Keling Jepara, bukan daerah Keling Malaya.

Kerajaan Kalingga dikenal juga dengan nama kerajaan Ho-ling oleh orang-orang Tionghoa. Menurut catatan bangsa Tionghoa, Ho-ling dipercaya muncul ketika terjadi ekspansi besar oleh dinasti Syailendra.

Kisah tentang kerajaan Ho-ling mulai ditulis dalam kronik dinasti Tang yang ada pada tahun 618 hingga 906. Menurut kronik tadi, orang-orang Ho-ling dipercaya gemar makan hanya menggunakan tangan dan tanpa sendok maupun sumpit. Tertulis juga di kroik tadi bahwa para masyarakat Ho-ling suka mengonsumsi tuwak, sebuah sari buah yang difermentasikan.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Ibu kota dari Ho-ling dikelilingi oleh pagar kayu, dan sang raja tinggal di sebuah istana berlantai 2 dan daun palma sebagai atapnya. Sang raja duduk pada sebuah kursi yang terbuat dari gading dan menggunakan keset yang terbuat dari bambu. Ho-ling juga diceritakan memiliki sebuah bukit yang ia namakan Lang-pi-ya.

Beberapa sumber lain dari catatan Tionghoa menuliskan sebuah analisa tentang lokasi dari kerajaan Ho-ling ini. Ia menuliskan bahwa Ho-ling berlokasi di Jawa Tengah dan bahwa La-pi-ya menghadap ke arah samudra membuat lokasi Ho-ling jadi agak lebih mudah diketahui.

Raja atau ratu yang saat itu memegang kepala pemerintahan Ho-ling tinggal di kota bernama She-p’o, tapi Ki-yen kemudian memindahkan lokasi pemerintahan menuju P’o-lu-Chia-ssu.

Ratu Shima memerintah kerajaan Kalingga dengan sangat keras, tetapi adil dan bijaksana. Semua rakyat tunduk dan tidak ada yang berani melanggar perintahnya, dalam menegakkan keadilan dan hukum, Ratu Shima tidak pandang bulu, potong tangan dan potong kaki. Walaupun  dari  keluarga kerajaan, tidak pandang bulu.

Dari segi kehidupan Kerajaan Kalingga yang diperintah oleh Ratu Shima, perekonomiannnya sangat maju. Pasar, pelayaran, pelabuhan sangat ramai. Pada abad ke tujuh kerajaan Kalingga sudah memasuki peradaban dan kemajuan yang sangat  pesat, serta di kenal  sampai di Semenanjung Malaya,Thailand  dan Negara Negara di Asia.

Menurut catatan, diperkirakan bahwa ada kebingungan yang meliputi masa-masa terakhir kerajaan Ho-ling atau Kalingga ini.

Ada dua teori besar tentang hal ini, di mana teori yang pertama adalah ketika Sanjaya yang masih merupakan cucu dari Shima mengambil alih pemerintahan. Ia mengubah kerajaan Kalingga yang bercorak Buddha menjadi kerajaan Mataram yang memiliki corak hindu.

Cerita lain tentang sejarah kerajaan Kalingga ialah tentang bagimana Patapan yang merupakan salah satu pangeran dari dinasti Sanjaya merebut kursi penguasa dan menjadi raja pada tahun 832 M.