Sonangol, Dari Isu Korupsi Hingga Kekayaan Pribadi Presiden

Kilang minyak milik Sonangol
Sumber :
  • Sonangol

VIVAnews - Indonesia telah menjalin kesepakatan untuk bersama-sama mengembangkan hulu-hilir minyak dan gas dengan Sonangol, perusahaan minyak asal Angola.

Pemerintah menyebut banyak manfaat dari kerja sama ini. Pembelian dari Sonangol diklaim menghemat 25 persen anggaran.

Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, belum bisa memastikan angka penghematan tersebut.

Lepas dari itu semua, tak ada salahnya bila kita melihat sepak terjang pengelolaan Sonangol. Sebab, dunia internasional, mencium aroma kurang sedap yang menguap dari minyak Sonangol.

Perusahaan minyak milik negara Angola, Sonangol disebut-sebut dikendalikan penuh oleh keluarga Jose Eduardo dos Santos, Presiden Angola saat ini.

Memang, tak ada dokumen resmi yang menyebut kepemilikan Jose di Sonangol. Namun, jejaknya ada di mana-mana.

Tampuk kendali Jose pada Sonangol tampak dari keterlibatan putri pertamanya, Isabella dos Santos. Perempuan yang akrab disapa Isabel itu punya perusahaan yang memiliki saham Sonangol.

Forbes pernah menulis, peran Isabel di Sonangol dimainkan oleh mitranya, miliarder bernama Americo Amorim.

Pada 2005, Amorim mendirikan anak perusahaan, Amorim Energia. Di perusahaan ini, dia memegang kendali dengan saham 55 persen. Sisanya yang 45 persen, setidaknya pada tahap awal, melayang ke Sonangol melalui Esperaza Holding BV, yang ada di Belanda.

Beberapa media menyebut, di akhir 2005, Amorim mengakuisisi 33,3 persen saham Galp Energia, bekas perusahaan minyak negara Portugal. Nilainya, kala itu, satu miliar dolar Amerika.

Data investigasi organisasi nirlaba, Global Witness menyebut 40 persen saham Sonangol di Esperaza diambil oleh perusahaan Swiss bernama Exem Holding, pada 2006.

Tidak ada dokumen yang menunjuk secara definitif bahwa Isabel memegang saham Exem. Tetapi, sidik jari Isabel membekas di mana-mana. Suaminya, Sindika Dokolo, diletakkan di papan Amorim Energia atas permintaan Esperaza.

Forbes juga pernah menobatkan Isabel dos Santos sebagai wanita terkaya di Afrika.

Percaya Diri Maju di Pilkada DKI Jakarta, Ridwan Kamil: Jadi Saya Kan Bukan Kaleng-kaleng Ya!

Angola milik Dos Santos

Laman Makaangola, milik organisasi anti-korupsi di Angola, bahkan terang-terangan menyebut, Negara Angola merupakan properti pribadi keluarga Dos Santos.

Pada 19 Mei 2014, menurut Makaangola, Menteri Perminyakan Jose Botelho de Vasconcelos telah menandatangani persetujuan pemindahan 10 persen saham Sonangol P&P (anak perusahaan di bidang riset dan produksi) ke Prodoil.

Prodoil ini adalah perusahaan yang dimiliki Marta dos Santos, putri termuda Presiden.

Pegiat anti-korupsi di Angola juga menyebut Jose dos Santos telah memilih "penjaga" kekayaannya.

Terbukti, Jose menunjuk Manuel Domingos Vicente sebagai suksesornya. Mantan komandan Sonangol EP tiga periode itu, menduduki posisi menteri perekonomian sebelum menjadi Wakil Presiden Republik Angola.

Vicente turut menyaksikan penandatanganan Framework Agreement yang dilakukan oleh Plt. Direktur Utama Pertamina (saat itu) Muhamad Husen dan Chairman of Board of Director Sonangol EP, Francisco de Lemos Jose Maria, dihadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla, akhir Oktober lalu.

Angola merupakan negara eksportir minyak terbesar kedua di Afrika, setelah Nigeria. Angola menghasilkan sekira 650 miliar barel minyak per tahun.

Banyak yang menduga, rezim Dos Santos dan Sonangol telah melakukan mismanajemen terhadap pendapatan minyak. Human Right Watch, seperti pernah dikutip Reuters, pernah menyebut anggaran negara sebesar US$32 triliun hilang terkait Sonangol.

Indeks korupsi di Angola makin parah. Merujuk data survei dari Transparency International, Rabu 3 Desember 2014, indeks korupsi Angola turun 4 poin menjadi 19 poin. Skalanya, dari nol (korupsi tinggi) dan 100 (bersih dari korupsi).

Kabar lain menyebut, ada taipan Tiongkok yang mengendalikan Sonangol. Mungkin, belakangan ini Anda sering mendengar nama Sam Pa. Dia disebut-sebut sebagai pemilik Queensway Group.

Kelompok usahanya menjalin bisnis dengan British Petroleum, Total, Pertamina di Dubai, China Sonangol hingga rumah sakit dan properti di Singapura. (asp)